Jumat, 21 Januari 2011

‘SBY Curhat Soal Gaji, Memalukan’

Ilustrasi:Kasim Suriadinata
 
JAKARTA - Curhat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal gajinya yang tidak naik dinilai sangat memalukan. Sebab, sebagai presiden dia seharusnya lebih memikirkan pelayanan kepada masyarakat daripada gajinya.

"Jadi malah kayak karyawan, kayak pekerja, daripada seorang presiden," ujar Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Kadafi, saat dihubungi Republika, Jumat (21/01). Presiden adalah jabatan politik yang dipilih oleh rakyat dengan tujuan untuk melayani masyarakat. Bahkan karena telah dipilih oleh rakyat, tanpa digaji pun presiden harus mau bekerja.
"Kalau presiden memang mau mengejar gaji, ya seharusnya dia dulu jadi Direktur Pertamina atau BI saja," kata Uchok. Curhat SBY soal gajinya ini, dilihat dari acara tempat dia mengungkapkan itu sebenarnya juga tidak pantas. Sebab masih banyak polisi yang gajinya rendah, atau prajurit dengan gaji rendah yang bertugas di perbatasan.

Seperti yang diketahui, Presiden SBY lagi-lagi berbicara soal gajinya yang tidak naik selama tujuh tahun. Setelah sebelumnya mengungkapkan hal yang sama dihadapan para guru, sekarang dia mengungkapkannya di hadapan ratusan perwira TNI/Polri yang mengikuti Rapat Pimpinan TNI/Polri.

Lebih lanjut, Uchok mengatakan, dari sisi anggaran, gaji Rp 62,4 juta per bulan sebenarnya sudah layak dan tidak perlu dinaikkan lagi. Sebab, negara juga sudah membiayai dia dalam segala keperluannya. Tercatat sekitar Rp 11 miliar sampai Rp 13 miliar dana istana digunakan untuk melayani presiden. "Dia juga sudah mendapat pengawalan dari Paspampres," ujarnya. Kalaupun gajinya dinaikkan, apakah kemudian ada jaminan bahwa kinerja presiden akan lebih baik dalam menyejahterakan masyarakat.
Sumber: Gapura Winaya Pelita Karawang

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN

Oleh: Agi Sukmayadi  
(Mahasiswa Unsika Penjaskes./Angkatan 2010).

PELITA KARAWANG ON LINE-.Saat ini, penelitian paling banyak dilakukan oleh guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah adalah PENELITIAN TINDAKAN. Penelitian tindakan ini terdiri dari dua bentuk, dilihat siapa yang melakukan penelitiannya. Pertama; Penelitian tindakan yang dilakukan guru disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PTK bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran di kelas. Kedua PTS merupakan penelitian tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan atau Pengawas Sekolah.  PTS bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di sekolah dengan menggunakan sistem Siklus. Hal tentang PTK dan PTS wajib sifatnya ditindak lanjuti serta dimasukan kedalam bagian pelaksanaan program sekolah.

Hal ini dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dan pengelolaan sekolah, kepala sekolah dapat melakukan PTS (Penelitian Tindakan Sekolah) sekaligus sebagai sarana pengembangan profesinya (Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru), PTS merupakan penelitian yang berawal dari permasalahan sekolah, diselesaikan melalui tindakan spesifik dari gagasan peneliti untuk menyelesaikan permasalahan sekolah.

Dengan demikian, yang pertama harus ada dalam penelitian PTS bukanlah diawali dengan membuat judul tetapi diawali dengan menemukan adanya masalah dan tantangan-tantangan untuk melakukan pembaruan atau inovasi.Masalah-masalah yang akan dirumuskan adalah masalah-masalah aktual yang penting dan mendesak.Jika masalah-masalah itu tidak segera diatasi,  dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap sekolah. 

Oleh karena itu, diperlukan tindakan spesifik yang diyakini benar-benar dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Selain berangkat dari permasalahan, PTS juga dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu pembaruan ataupun inovasi dalam berbagai aspek sekolah. Misalnya manajemen perubahan, inovasi pembelajaran, pengembangan kultur baru di sekolah, dan inovasi kepemimpinan pembelajaran.

Defenisi Penelitian Tindakan Sekolah

PTS adalah penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti (umumnya juga praktisi) di sekolah untuk membuat peneliti lebih profesional terhadap pekerjaannya, memperbaiki praktik-praktik kerja, dan melakukan inovasi sekolah serta mengembangkan ilmu pengetahuan terapan (professional knowledge).Berdasarkan definisi tersebut, maka ciri utama PTS adalah melakukan tindakan nyata untuk memperbaiki situasi atau melakukan inovasi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran sehingga mampu menghasilkan siswa yang berpikir kritis, kreatif, inovatif, cakap dalam menyelesaikan masalah, dan bernaluri kewirausahaan.

Tujuan PTS adalah sebagai berikut:

1.      Memperbaiki situasi sekolah saat ini dan kedepan.
2.      Meningkatkan mutu input, proses, dan output sekolah.
3.      Mengembangkan inovasi input, proses, dan output sekolah.
4.      Meningkatkan kinerja sekolah yang terkait dengan mutu, inovasi, keefektifan, efisiensi, dan produkivitas sekolah.
5.      Meningkatkan kemampuan profesional sebagai kepala sekolah.
6.      Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah.
7.      Membimbing guru dalam merencanakan, melaksanakan, melaporkan, dan menindaklanjuti hasil PTS.
8.      Mengembangkan ilmu terapan/praktis (professional knowledge).

Ciri utama PTS adalah sebagai berikut.
1.      Adanya tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi.
2.      Bersifat kualitatif, meskipun dapat menggunakan data kuantitatif.
3.      Didasarkan pada masalah atau tantangan yang dihadapi kepala sekolah.
4.      Ada perubahan positif pada kepala sekolah dan sekolahnya.
5.      Penelitian dilakukan secara kolaboratif antara peneliti bersama warga sekolah baik guru, tenaga kependidikan, pengawas, siswa, maupun pihak-pihak lain yang terkait.
6.      Peneliti juga bertindak sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
7.      Setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/evaluasi, dan refleksi.
8.      Jumlah siklus tergantung pencapaian tujuan PTS. Jika satu siklus belum mencapai tujuan maka dapat dilanjutkan pada siklus ke dua, dan seterusnya.
9.      Tidak ada rumusan hipotesis karena PTS tidak untuk menguji hipotesis.

Etika dalam Melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah: 

Ketika melaksanakan PTS perlu memperhatikan etika antara lain sebagai berikut.
1.      Bersikap jujur yaitu tidak plagiat, tidak fiktif, tidak merubah data, dan menuliskan sumber referensi yang dikutip.
2.      Tidak boleh mengganggu tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah.
3.      Tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar guru serta kegiatan pendidikan yang sedang berlangsung di sekolah.
4.      Jangan terlalu banyak menyita waktu dalam pengambilan data.
5.      Meminta ijin kepada orang-orang yang diteliti.
6.      Menjamin kerahasiaan data responden yang diteliti./Red.


Sumber: Pelita Karawang On Line